Ayo Daftar Forum Pengkajian dan Pengembangan KPB Betawi
Dinas Kebudayaan DKI Jakarta membuka pendaftaran Calon Anggota Forum Pengkajian dan Pengembangan Kawasan Perkampungan Budaya (KPB) Betawi periode 2020-2024. Pendaftaran telah dibuka mulai 13 sampai 20 Mei 2020.
Pelestarian budaya Betawi
Calon anggota akan melewati tahapan seleksi yakni, seleksi administrasi mulai 26-29 Mei 2020 dilanjutkan dengan wawancara kompetensi pada 2-6 Juni 2020. Hasil seleksi akan disampaikan ke Gubernur DKI Jakarta pada 8 Juni 2020. Kemudian, pengumuman direncanakan dilakukan pada bulan yang sama.
Kepala Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi (UPK PBB), Imron mengatakan, ketentuan umum, syarat, dan tata cara pendaftaran dapat diunduh melalui tautan bit.ly/ForumPBB.
Mengenal Sanggar Bojong Rangkong Putra Betawi di Pondok Kopi"Berkas pendaftaran dapat dikirimkan ke kantor Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi Jalan Moch Kahfi II, RT 13/RW 8, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Seluruh proses rekrutmen dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19," ujarnya, Selasa (19/5).
Imron mengajak, putra-putri terbaik Jakarta untuk memberikan banyak kontribusi dengan menjadi anggota Forum Pengkajian dan Pengembangan KPB Betawi periode 2020-2024.
"Sampai saat ini sudah 14 orang pendaftar. Pendaftaran ini gratis dan seleksi dilakukan secara terbuka dan transparan," terangnya.
Menurutnya, forum ini merupakan wadah pengorganisasian unsur masyarakat dalam pelaksanaan pengkajian dan pengembangan perkampungan budaya Betawi.
"Forum Pengkajian dan Pengembangan KPB Betawi salah satunya bertugas memberikan pengarahan, pertimbangan dan/atau masukan kepada UPK PBB dalam rangka pelestarian budaya Betawi," ungkapnya.
Ia menambahkan, Forum Pengkajian dan Pengembangan KPB Betawi bertujuan untuk memelihara dan melindungi tata kehidupan serta nilai budaya Betawi. Selain itu, untuk menciptakan dan menumbuhkembangkan seni budaya Betawi.
"Tujuan lainnya yakni menata dan memanfaatkan potensi lingkungan fisik baik alami dan buatan yang bernuansa Betawi, serta mengendalikan pemanfaatan lingkungan fisik dan non-fisik sehingga saling bersinergi untuk mempertahankan pelestarian budaya Betawi," tandasnya.